/sastra/katalog/judul/judul.inx.php
Sitijênar, H. Buning, 1919, #436
Katalog #:436
Bagian dari:Warni-warni, H. Buning, awal abad ke-20, #440
Jumlah kata:17.695
Sitijênar, H. Buning, 1919, #436: Citra 1 dari 1
Koleksi (digital) :
1. Sitijênar, H. Buning, 1919, #436. Kategori: Agama dan Kepercayaan > Kebatinan dan Mistik. Tanggal diunggah: 15-Okt-2010. Jumlah kata: 17.695. Berapa kali dibuka: 6.064.
» Sitijênar, H. Buning, 1919, #436. Pangkalan-data > Tembang macapat.
Ikhtisar :
Cerita Seh Sitijenar yang ditulis oleh Raden Panji Natarata (Raden Sasrawijaya c. 1820–90) pada paruh kedua abad ke-19. Sesuai dengan judulnya, cerita ini merupakan kutipan dari serat Babad Dêmak. Babad Dêmak yang dimaksud di atas tidak diketahui, tetapi cerita Sitijenar ini ditemukan dalam serat Sajarah Jati (Pupuh 49.1464.8) yang ditulis juga oleh Natarata, dan dialihaksarakan oleh R. Tanaya pada tahun 1975. Bratakesawa (1954) menjelaskan bahwa isi cerita Sitijenar ini adalah ajaran spiritual Natarata (kawruh Nataratan). Natarata menjadi guru kebatinan terkenal di Jawa. Versi cerita Sitijenar ini disalin untuk Almanak H. Buning pada tanggal 26 Sawal AJ 1849 (25 Juli 1919), dan sepertinya salinan ini dibuat oleh pengikut ajaran Natarata seperti yang terjadi pada karya Natarata lainnya (misalnya: Kancil Kridhamartana, Sajarah Jati).

Dikisahkan ketika Seh Sitijenar berdialog tentang ketuhanan dengan Kyai Ageng Dayaningrat (keturunan Raja Majapahit dari isteri Ratu Pambayun) di Pengging, yang tidak mau tunduk atas pemerintahan Demak. Dayaningrat mengikuti aliran Seh Sitijenar. Dayaningrat akhirnya meninggal setelah diberikan uraian makna "sastra murda wasesaning ratu, mèstu pranata gama" oleh Pangeran Kudus. Diceritakan juga ketika Seh Sitijenar dihadapkan pada sidang para wali (wali sanga), namun tetap pada pendiriannya untuk menyebarkan ajarannya, sehingga para wali memutuskan Seh Sitijenar dihukum mati. Kemudian, dilanjutkan pula dengan kisah Kyai Kebo Kenanga di Pengging.

Deskripsi

Judul
Dalam:Sêrat Sèh Sitijênar
Sub-judul:Pêthikan saking Sêrat Babad Dêmak, mêndhêt cariyosipun nalika Sèh Sitijênar sarasehan ngèlmi kalihan Kyai Agêng Dayaningrat ing Pêngging ...
Tipe:Terbitan
Bentuk:Tembang
Bahasa:Jawa
Aksara:Jawa
Penyusun
Peran:Pengarang (Mawi rinêngga pocapanipun dening)
Nama:Radèn Panji Natarata (lajêng pindah nama Radèn Sasrawijaya)
Kedudukan:Ing ngajêng Panji Dhistrik Ngijon
Tempat:Ngayugyakarta
Tanggal:Jumungah Lêgi nêmlikur (26) Sawal Wawu: gatra warna asthi budha (AJ 1849). Tanggal Masehi: Jumat 25 Juli 1919.
Jilid
Halaman:148
Sumber
Katalog:Yayasan Sastra Lestari #436 Fotokopi
Penomoran:148 + 6 judul-judul naskah (tanpa nomor halaman)
Digitalisasi
Tanggal:2002-11-12
Sumber dari:Yayasan Sastra Lestari #436 Fotokopi
Pengalih­aksaraan:Yayasan Sastra Lestari
Pengetikan:Yayasan Sastra Lestari