Yayasan
Sastra Lestari

Kantor:Jalan Soka VI/1, Kampung Priyobadan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah - 57131.
Telepon:+62 (0)271 713481
Surel:
Status:Berbadan hukum sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-706.AH.01.04. Tahun 2010.
Lisensi:Lisensi Creative Commons
Materi situs web ini disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional.
Disclaimer:Materi situs web ini disebarluaskan sebagai informasi saja tanpa jaminan penuh atas kebenaran dan atau kelengkapannya.

Siapa kami?

Sastra Lestari adalah organisasi nirlaba independen. Sejak dibentuk pada 1997, dan resmi berbadan hukum pada November 2010, Sastra Lestari telah terlibat dalam kepingan kerja pemuliaan bahasa dan budaya Nusantara. Pada kepingan itu, Sastra Lestari terjun aktif di pelbagai kegiatan bahasa dan sastra, seni-budaya, serta pendidikan.

Misi Sastra Lestari adalah penyelamatan, pelestarian, dan penyebarluasan karya-karya sastra daerah Nusantara. Seiring waktu, Sastra Lestari telah mereproduksi naskah dan tulisan langka lainnya sebagai teks digital. Citra digital pun digarap bila tersedia agar hasil reproduksi teks bisa diperbandingkan dengan aslinya; sebuah ikhtiar mempertahankan keotentikan naskah dan tulisan langka lainnya.

Tujuan Sastra Lestari menjadi salah satu sumber digital terpercaya tempat data-data primer naskah dan tulisan langka Nusantara lainnya dapat dibaca, ditelusuri, serta dikaji secara mahardika oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, melalui sistem pengelolaan pengetahuan: sastra.org. Sistem berbasis internet ini diluncurkan kali perdana pada 2002 sebagai perpustakaan maya.

Program digitalisasi

Digitalisasi naskah dan tulisan langka lainnya adalah solusi bagi pembelajaran nirputus-nirbatas tentang kekayaan bahasa, sastra, serta seni-budaya Nusantara. Data digital naskah, selain untuk mengabadikan karya tulis masa lampau, dengan harapan bermanfaat bagi kalangan akademisi, pegiat budaya, guru, mahasiswa, siswa, dan tentunya masyarakat pada umumnya. Ini sangat penting, karena tidak mudah untuk memperoleh akses atas khazanah keilmuan dan kebijaksanaan leluhur.

Tentang: Citra 1 dari 14

Ini naskah anggitan Demang Warsapradhangga. Tarikhnya 1897. Abdi dalem niyaga Kepatihan itu mencatat not-not angka gending Surakarta secara cermat dengan maksud: "agar jadi pengingat-ingat buat selamanya dan tak bisa punah". Ironisnya, seabad kemudian, naskah itu malah jadi onggokan dalam peti kayu tua di sebuah toko barang antik: semata sebagai alas peti! Hal-hal semacam inilah yang mendorong lahirnya Sastra Lestari.

Yang kami lakukan

Kerja Sastra Lestari pada pokoknya bertumpu pada dua pekerjaan lugas: 1) alih-aksara serta alih-media; dan 2) memastikan materi ini dapat diakses oleh publik. Materinya adalah naskah serta terbitan langka bahasa dan sastra Jawa. Melalui proses digitalisasi dan tata-kelola tertentu, materi kemudian dipublikasikan di perpustakaan maya Sastra Lestari: sastra.org.

Tentang: Citra 2 dari 14

Proses alih-aksara dikerjakan Sastra Lestari secara berpasangan agar hasilnya lebih optimal. Yang satu membaca, yang lain mengetik. (Foto: JP/Ganug Nugroho Adi)

Dalam proses digitalisasi, pengelolaan teks digital berikut informasinya merupakan kegiatan yang penting. Server sastra.org beserta basis-datanya dikelola sedemikian rupa agar integritas data terjaga dan akses tanpa-gangguan tersedia. Sarana pencarian dan fasilitas lain-lain diupayakan agar bisa terus tersaji secara lebih ramah-pengguna (user friendly); sebuah pekerjaan yang kritikal terutama karena menyangkut lancar-tidaknya keseluruhan operasi Sastra Lestari.

Hasil kerja

Berjudul-judul koleksi naskah Jawa telah disalin Sastra Lestari. Fokus saat ini masih tertuju pada naskah-naskah Jawa Tengah dan sekitarnya. Tarikhnya meliputi abad ke-19 hingga paruh pertama abad ke-20. Penulisan aksaranya ada yang berupa carik (tulisan tangan), ada yang cithak (cetakan). Metrumnya ada yang tembang (puisi), dan ada pula gancaran (prosa).

Tentang: Citra 3 dari 14

Sastra Lestari memeriksa secara cermat tulisan tangan kuno (beraksara Jawa) dalam proses digitalisasi, termasuk dengan bantuan kaca pembesar. (Foto: JP/Ganug Nugroho Adi)

Hasil kerja Sastra Lestari semakin menggembirakan, koleksi teks digital semakin bertambah. Fasilitas mudah-cepat dalam pencarian dan penjaringan data pun performanya semakin diprimakan. Dengan demikian, peneliti dan pemerhati menjadi semakin terbantu dan dapat memanfaatkannya secara optimal. Sastra Lestari, dari semula berfokus pada pelestarian melalui digitalisasi, kini beranjak mengembangkan diri ke arah memfasilitasi studi dan penelitian.

Statistik situs

Per Maret 2024, di situs sastra.org, tercatat lebih dari 1.575 naskah dan buku langka telah dikatalogkan yang selanjutnya dikemas dan dipajang menjadi 2.514 koleksi digital. Tersua 34 sumber kamus (bausastra), sinonim (dasanama), hingga glosari lain, yang padanya 216.328 entri leksikon berhasil dihimpun. Ada pula 23.661 citra yang dibundel dalam 433 galeri. Dari seluruh koleksi tersebut, kini, sekitar 23,5 juta kata dapat dibaca dan ditelusuri di situs ini.

/sastra/referensi/statistik/statistik.inx.php
KoleksiJudulKata
Agama dan Kepercayaan2521.500.628
Arsip dan Sejarah3921.552.116
Bahasa dan Budaya5926.410.365
Kisah, Cerita dan Kronikal5936.779.757
Koran, Majalah dan Jurnal6854.097.406
Total2.51420.340.272
 
GaleriJudulCitra
Total43323.661
 
LeksikonEntriKata
Sumber216.3283.128.501

Pengarah kami

Sastra Lestari diasuh oleh orang-orang yang berdedikasi tinggi. John Paterson dan Supardjo adalah dua di antaranya sebagai pemrakarsa berdirinya Sastra Lestari. John Paterson bertanggung jawab pada perencanaan serta pemeliharaan sistem manajemen konten. Adapun Supardjo, seorang akademisi Jawa, mencurahkan perhatiannya untuk memastikan bahwa Sastra Lestari tetap melaju pada rel dan tujuannya.

Tentang: Citra 4 dari 14
John Paterson
Tentang: Citra 5 dari 14
Supardjo
Tentang: Citra 6 dari 14
Abdi Utami
Tentang: Citra 7 dari 14
Helena Budicahyani
Tentang: Citra 8 dari 14
Edward Borland
Tentang: Citra 9 dari 14
Adi Deswijaya
Tentang: Citra 10 dari 14
Agus Mokamat
Operasional Sastra Lestari digawangi oleh sejumlah awak, tak kalah dedikatif. Abdi Utami adalah pemegang kendali manajemen sehari-hari dengan dukungan dari Helena Budicahyani dalam urusan hukum dan administrasi. Juru-kelola server sastra.org dipegang oleh Edward Borland. Adi Deswijaya menjadi penyelia bahasa dan aksara Jawa. Agus Mokamat menjadi penyelia bahasa Indonesia. Joko Lelono turut menjadi penyokong mutu hasil kerja Sastra Lestari.

Tim kami

Sastra Lestari diisi oleh sejumlah sejawat yang memiliki kecakapan, jam terbang, dan semangat kerja tinggi. Kebanyakan sejawat merupakan lulusan terbaik dari perguruan tinggi penyokong Sastra Lestari yang juga tengah menyiapkan diri sebagai pengajar bahasa, sastra, dan budaya Jawa. Sastra Lestari membuka kesempatan bagi mereka yang ingin berkontribusi pada pelestarian naskah, sehingga menjadi wahana untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, hingga bahan ajar bekal mengajar kelak.

Berikut adalah sejawat yang pernah atau tengah berkontribusi pada perkembangan program digitalisasi Sastra Lestari:

Abdi Utami (Utami), Adi Deswijaya (Adi), Agus Mokamat (Gus), Arih Numboro (Arih), Dian Lestari (Dian), Edward Borland (Ed), Eko Yulianto (Eko), Hayati Budi Utami (Hayati), Helena Budicahyani (Helena), Irma Asrining Cahyorini (Irma), John Paterson (John), Mohamad Taufiq (Taufiq), Mulyanto (Mul), Murni Suharyanti (Murni), Pradnya Paramita Hapsari (Mita), Prasetyo Adi Wisnu Wibowo (Pras), Rasiwi Putri Maharani (Puput), Riyadi Joko Lelono (Joko), Sahid Teguh Widodo (Sahid), Siswanti (Wanti), Siti Muslifah (Siti), Sri Maryati (Maryati), Sudiro Udodho (Diro), Supardjo (Mas Bei), Suparmo (Parmo), Suryono (Suryo), Titik Sujiati (Titik), Totok Yasmiran (Totok), Tri Purwanti (Tri), Yohannes Suwanto (Wanto).

Selain itu, ada pula perorangan, sarjana, maupun institusi/instansi yang telah dan tengah berkontribusi di Sastra Lestari. Sehingga, Sastra Lestari sangat dimungkinkan untuk terus tumbuh-berkembang dalam upaya penyelamatan, pelestarian, dan penyebarluasan karya-karya sastra daerah Nusantara.

Apa ke depan?

Sastra Lestari akan terus bersetia pada panggilan tugasnya: melestarikan naskah melalui kerja utama alih-aksara dan alih-media (digitalisasi), sembari juga mengembangkan fasilitas dan aksesiblitas sastra.org. Seiring dengan itu, Sastra Lestari mulai menata informasi yang telah terhimpun menjadi pengetahuan spesifik. Perlunya, selain mempermudah navigasi koleksi, juga agar informasi jadi lebih mudah dicerna dan dijelajahi oleh pengunjung.

Sastra Lestari akan terus menjalin kerja sama dengan segenap pemangku kepentingan, baik perorangan maupun institusi/instansi, terkait pelestarian, penyajian, serta pemutakhiran bahasa dan seni-budaya.

Tentang: Citra 11 dari 14

Sastra Lestari gencar mendekatkan diri ke masyarakat agar naskah kuno dan kebermanfaatannya semakin dikenal. Salah satunya siasatnya adalah dengan berpameran. (Foto: JP/Ganug Nugroho Adi)

Foto arsip

Tentang: Citra 12 dari 14

Tim Sastra Lestari tengah mendendangkan tembang sesuai kaidahnya (guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu). Hal ini dilakukan dalam rangka menentukan kebenaran naskah asli dan atau transliterasinya. Apabila ditemukan masalah pada aslinya, maka dibuatlah catatan kaki berupa penjelasannya.

 

Tentang: Citra 13 dari 14

Tim yang berdedikasi. Banyak di antaranya kini menjadi guru bahasa dan budaya Jawa. Pekerjaan mereka sebagian besar bersifat sukarela karena didasari atas komitmen konservatori dan kesadaran betapa pentingnya peningkatan akses terhadap kearifan dan pengetahuan Jawa.

 

Tentang: Citra 14 dari 14

Seorang awak Sastra Lestari, sekarang menjadi filolog di sebuah museum terkemuka, merawat manuskrip selama proses digitalisasi. Setelah selesai digitalisasi, manuskrip dikembalikan kepada pemilik atau disumbangkan kepada wali nasional yang lebih berkapasitas dalam menjaganya.