/sastra/katalog/judul/judul.inx.php
Jaka Nastapa, Leiden University Libraries (Or. 2138), 1824, #1023 | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Katalog # | : | 1023 | ||||||
Jumlah kata | : | 19.363 | ||||||
Koleksi (digital) :
| ||||||||
Ikhtisar : Tersebutlah Jaka Nastapa, seorang pemuda dari Bragêdad (Baghdad), berkehendak jadi raja. Orang tuanya dibikin masygul karena jika sampai terdengar raja, mereka semua bisa celaka. Dengan berat hati, direlakanlah Jaka Nastapa pergi, mengarungi samudera, sendirian. Dari situlah, kisah petualangan ajaib dibangun. Jaka Nastapa menghadapi banyak hal menakjubkan, beroleh banyak pusaka, bertemu banyak tokoh, menikahi seorang putri Sari Bumi, hingga akhirya berhasil menjadi Raja Bragêdad.Dalam naskah ini tersua pula kisah Panji Ngron Akung. Teks Jaka Nastapa terhidang di halaman 1-64 (ganda), bertarikh 22 Dulkangidah Dal AJ 1751 (18 Juli 1824). Adapun teks Panji Ngron Akung tersuguh di halaman 65-131 (ganda), bertarikh 3 Dulkangidah Be AJ 1752 (19 Juni 1825). Nama penyalin naskah dicatat di ujung masing-masing teks: Suraastra (untuk Jaka Nastapa) dan Prawirasastra (untuk Panji Ngron Akung). Penggantian yang mereka peroleh untuk penyalinan pun dicatat. Simak lebih lanjut di: Pigeaud 1968, Vol. 2, hlm. 73 passim. Bermetrum macapat, naskah Jaka Nastapa ini terdiri dari 25 pupuh, 691 bait, 4.839 gatra, dan mencakup 17.454 kata (berdasarkan bait). Penggunaan aksara, kosakata, dan konvensi macapatnya menunjukkan bahwa salinan yang ini berasal dari sekitar Jawa Tengah. Langgam penulisannya bervariasi (atau keliru) sehingga terkadang asinkron dengan pranata tembang macapat yang lazim. Misalnya, 135 (atau 2,9%) dari 4.695 gatra tidak sesuai dengan guru wilangan biasanya. Ditemukan pula variasi guru wilangan dalam tembang Wirangong: dari 24 bait, sekitar 13 bait (sejumlah 26 gatra di antaranya) memiliki jumlah suku kata yang berbeda (dan inkonsisten) dengan aturan tembang macapat. Variasi ini tidak dicatat sebagai catatan kaki. |
Deskripsi
Judul | ||
Tipe | : | Naskah |
Bentuk | : | Tembang |
Bahasa | : | Jawa |
Aksara | : | Jawa |
Penyusun | ||
Peran | : | Penyalin |
Nama | : | Suraastra |
Jilid | ||
Tanggal | : | Ngahad Paing kalih likur (22) Sêla (Dulkangidah) Êdal (Dal): bumi rana ardining rat (AJ 1751). Tanggal Masehi: Minggu 18 Juli 1824. |
Halaman | : | 1–64 (ganda) |
Sumber | ||
Katalog | : | Leiden University Libraries Or. 2138 Digital |
Ukuran | : | 21,5 x 31 cm. (Pigeaud 1968, Vol. 2, hlm. 73) |
Ukuran teks | : | 19 baris (Pigeaud 1968, Vol. 2, hlm. 73) |
Penomoran | : | 141 citra digital |
Digitalisasi | ||
Tanggal | : | 2022-01-20 |
Sumber dari | : | Leiden University Libraries Or. 2138 Digital |
Pemindaian | : | Leiden University Libraries (2019) |
Pengalihaksaraan | : | KMM UNS, Yayasan Sastra Lestari |
Pengetikan | : | KMM UNS, Yayasan Sastra Lestari |